Batik
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu
pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan
, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau
busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu
Etimologi
Kata "batik" berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: "amba", yang bermakna
"menulis" dan "titik" yang bermakna "titik".[rujukan?]
"menulis" dan "titik" yang bermakna "titik".[rujukan?]
[sunting]Sejarah teknik batik
Seni pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan menggunakan
malam adalah salah satu bentuk seni kuno.
Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal
semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus
mumiyang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga
malam adalah salah satu bentuk seni kuno.
Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal
semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus
mumiyang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga
Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir
abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai
awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar
tahun 1920-an.[3]
Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri
tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan
J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (arkeolog Indonesia) percaya
Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme
tetapi diketahui memiliki tradisi kuna membuat batik.[4]
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12
diKediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk
dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan
di Jawa pada masa sekitar itu.[4] Detil ukiran kain yang menyerupai pola batik
dikenakan olehPrajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan buddhis dari Jawa Timur
abad ke-13. Detil pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang
rumit yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal
ini menunjukkan bahwa membuat pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat
dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.
Tekstil batik dari Niya (Cekungan Tarim), Tiongkok
Detail ukiran kain yang dikenakanPrajnaparamita,
arca yang berasal dari Jawa Timur abad ke-13.
Ukiran pola lingkaran dipenuhi kembang dan sulur tanaman
yang rumit ini mirip dengan pola batik tradisional Jawa.
Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan
Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke
India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada
setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri
kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan hanya
mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang Sultan kecewa.[5] Oleh
beberapa penafsir,who? serasah itu ditafsirkan sebagai batik.
Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku
History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah
menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873
seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang
diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada
awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu
dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia
memukau publik dan seniman.[2]
History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah
menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873
seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang
diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada
awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu
dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia
memukau publik dan seniman.[2]
Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi,
batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, sementara batik
tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan
malam disebut batik tulis. Hugh Clifford merekam industri di Pekan tahun 1895 bagi
menghasilkan batik, kain pelangi, dan kain telepok.[6]
batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, sementara batik
tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan
malam disebut batik tulis. Hugh Clifford merekam industri di Pekan tahun 1895 bagi
menghasilkan batik, kain pelangi, dan kain telepok.[6]
[sunting]Budaya batik
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai
seni tinggi dan telah menjadi bagian dari
budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak
lama. Perempuan-perempuan Jawa pada
masa lampau menjadikan keterampilan
mereka dalam membatik sebagai mata
pencaharian, sehingga pada masa lalu
pekerjaan membatik adalah pekerjaan
eksklusif perempuan sampai ditemukannya
"Batik Cap" yang memungkinkan masuknya
laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa
pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik
pesisir yang memiliki garis maskulin seperti
yang bisa dilihat pada corak
"Mega Mendung", dimana di beberapa daerah
pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
seni tinggi dan telah menjadi bagian dari
budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak
lama. Perempuan-perempuan Jawa pada
masa lampau menjadikan keterampilan
mereka dalam membatik sebagai mata
pencaharian, sehingga pada masa lalu
pekerjaan membatik adalah pekerjaan
eksklusif perempuan sampai ditemukannya
"Batik Cap" yang memungkinkan masuknya
laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa
pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik
pesisir yang memiliki garis maskulin seperti
yang bisa dilihat pada corak
"Mega Mendung", dimana di beberapa daerah
pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan
tradisi yang turun temurun, sehingga kadang
kala suatu motif dapat dikenali berasal
dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif
batik dapat menunjukkan status seseorang.
Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional
hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
tradisi yang turun temurun, sehingga kadang
kala suatu motif dapat dikenali berasal
dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif
batik dapat menunjukkan status seseorang.
Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional
hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
.
[sunting]Corak Batik
Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya,
batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh
dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar,
seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah
seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga memopulerkan corak phoenix.
Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak
bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda
yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna
kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya,
dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak
memiliki perlambangan masing-masing.
batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh
dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar,
seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah
seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga memopulerkan corak phoenix.
Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak
bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda
yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna
kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya,
dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak
memiliki perlambangan masing-masing.
[sunting]Cara pembuatan
Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang
dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera,
poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin
dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk
motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain yang
telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya
dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain
dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang
telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.
dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera,
poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin
dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk
motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain yang
telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya
dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain
dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang
telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.
[sunting]Jenis batik
[sunting]Menurut teknik
- Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
- Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk
- dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini
- membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
- Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada kain putih.
[sunting]Menurut asal pembuatan
- Batik Jawa
- batik Jawa adalah sebuah warisan kesenian budaya orang Indonesia, khususnyadaerah Jawa yang dikuasai orang Jawa dari turun temurun. Batik Jawa mempunyaimotif-motif yang berbeda-beda. Perbedaan motif ini biasa terjadi dikarnakanmotif-motif itu mempunyai makna, maksudnya bukan hanya sebuah gambar akantetapi mengandung makna yang mereka dapat dari leluhur mereka, yaitu penganutagama animisme, dinamisme atau Hindu dan Buddha.Batik jawa banyak berkembang di daerah Solo atau yang biasa disebut dengan batikSolo.
Pembuatan batik cap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar