Kamis, 13 September 2012

" MENGENAL BATIK INDONESIA "


Batik Sumatera


Batik Aceh

Pengrajin Batik Aceh

Motif batik Aceh rata-rata menampilkan unsur alam dan budaya dalam paduan warna-warna berani seperti merah, hijau, kuning, merah muda, dan sebagainya. Warna-warna berani pada batik Aceh inilah yang menjadi ciri khas batik Aceh.
Motif-motif pada batik Aceh umumnya melambangkan falsafah hidup masyarakatnya. Motif Pintu Aceh misalnya, menunjukkan ukuran tinggi pintu yang rendah. Kenyataannya, rumah adat Aceh memang berpintu rendah, namun di dalamnya memiliki ruangan yang lapang. Motif tolak angin menjadi perlambang banyaknya ventilasi udara di setiap rumah adat. Motif tersebut mengandung arti bahwa masyarakat Aceh cenderung mudah menerima perbedaan.
Selain motif-motif tersebut juga terdapat beragam motif dan corak khas Aceh yang indah dari batik Aceh, antara lain Pintu Aceh, Bungong Jeumpa, Awan Meucanek, Pucok Reubong, dan lain-lain.



Batik Jambi



Berbeda dengan batik Jawa yang menggunakan potongan-potongan kain panjang, batik Jambi 
biasanya datang dalam bentuk jubah longgar, sarung, atau sebagai selendang/syal.     Warna 
khas yang biasa dijumpai pada batik Jambi adalah merah, biru, hitam, dan kuning.     Motifnya 
pada  umumnya  diambil  dari alam, seperti tumbuhan, hewan,  dan  aktivitas          sehari-hari 
warga Jambi.  Motif  batik  Jambi   yang   terkenal   antara  lain  adalah  motif  kapal  sanggat, 
burung kuau, durian pecah, merak ngeram, dan tampok manggis. Berikut  ini  adalah  motif   - 
motif Batik Jambi yang beraneka ragam. Lebih tertarik yangmanakah Anda?



Batik Bengkulu


Motif batik khas Bengkulu, konon, merupakan sebuah adopsi campuran dari motif kaligrafi Jambi
 dengan Cirebon. Adopsi itu  membentuk  sebuah  desain  batik  khas   Bengkulu.      Batik khas 
Bengkulu  secara  umum  terdiri  dari  dua  jenis. Pertama  adalah  batik  Besurek  dengan  motif
 khasnya berupa tulisan kaligrafi. Dan kedua adalah batik  Pei Ka Ga Nga  atau  disebut       juga 
dengan batik Ka Ga Nga  yang  memiliki  motif berupa tulisan asli   masyarakat  Rejang   Lebong.
 Beberapa motif dasar dari batik  Besurek  antara  lain:  motif  kaligrafi      (diambil dari huruf-huruf 
kaligrafi. Untuk batik Besurek modern biasanya kaligrafinya tidak bermakna); motif bunga rafflesia; 
motif burung kuau (bergambar burung yang terbuat dari rangkaian huruf-huruf kaligrafi); 
motif relung paku; dan motif rembulan.
Berikut ini beberapa motif batik Besurek:





Batik Riau


Di Riau,  konon  ada  batik Selerang  yang  sempat  begitu terkenal  pada tahun 1990-an namun
sayangnya kabarnya saat ini sudah menghilang. Selain itu,  ada pula  yang namanya batik Tabir. 
Batik Tabir yang dibuat berdasarkan sistem tulis dan tolek ini warna-warnanya  terang dan cerah
,  seperti merah,  kuning, hijau. Corak dan motifnya  antara  lain  adalah  bunga  bintang, sosou, 
cempaka, dan kenduduk.
Ini adalah beberapa motif dari batik Tabir Riau:




Batik Padang


Di Padang, batiknya yang  terkenal  bernama  batik  tanah liek/tanah liat.  Dinamakan  demikian 
karena dalam proses pewarnaannya, batik ini dicelupkan  ke  dalam  tanah  liat.  Namun, seiring 
dengan permintaan pasar,  batik tanah liek ini tidak hanya berwarna cokelat saja. Batik  ini  pada 
akhirnya  juga  diwarnai menggunakan sumber-sumber pewarna alam lainnya. Sebut saja seperti 
kulit jengkol, kulit rambutan, gambir, kulit mahoni, dan lain-lain. Bahannya pun ada yang terbuat
 dari katun ataupun sutera. Motifnya juga bermacam-macam  antara  lain  tumbuhan   merambat 
atau akar berdaun, keluk daun pakis, pucuk rebung, dan lain-lain.
Ini dia beberapa motif dari batik Tanah Liek:



Batik Lampung


Mungkin lebih banyak orang mengenal Lampung dari kain tenun tapis-nya.  Tapi  jangan   salah, 
Lampung juga memiliki batik dengan corak tersendiri. Batik ini lahir melalui proses panjang yang 
dilakukan oleh Andriand Damiri Sangadjie, seorang budayawan, bersama kawan-kawannya.
 Motif batik  Lampung  yang  paling  terkenal dan sering menjadi  rebutan  kolektor  asing adalah 
motif perahu dan “pohon kehidupan”.
Ini adalah beberapa contoh motif dari batik Lampung:





Batik Jawa


Batik Jawa Barat


Mungkin hanya sedikit yang tahu bahwa daerah Jawa Barat memiliki  motif batik yang    sungguh
 kaya. Ketua Yayasan Batik Jawa Barat baru-baru ini mengatakan  bahwa  Jawa Barat   memiliki 
200 motif batik yang model dan coraknya sesuai dengan daerah asalnya. Masing-masing  daerah 
tersebut memiliki motif unik tersendiri, seperti di Bogor terdapat motif kota hujan, bunga bangkai, 
dan kujang kijang yang menggambarkan Bogor sebagai kota hujan. Dikatakan pula bahwa daerah
 Cirebon memiliki corak batik yang paling banyak.
Berikut ini adalah beberapa motif batik dari daerah Jawa Barat:

Batik Indramayu


Untuk lebih lengkapnya mengenai 143 motif batik Indramayu beserta sejarahnya dapat melihatnya di:http://www.batikpaoman.com/motif.htm



Batik Bogor



Batik Cirebon




Batik Garut



Batik Jawa Tengah

Ini adalah beberapa motif batik dari daerah Jawa Tengah:

Batik Semarang

Diproduksi para   pengrajin di Kampung Batik,   Kelurahan  Bubakan, Kecamatan Mijen,  Semarang,
 batik Semarang juga menawarkan beragam motif yang khas dibanding motif-motif batik dari daerah 
Jawa Tengah lainnya. Pada  umumnya batik Semarang berwarna  dasar  oranye  kemerahan karena
mendapat pengaruh dari China dan Eropa.  Selain itu,  motif  dasar batik Semarang banyak 
dipengaruhi budaya  China  yang  pada  umumnya  banyak  menampilkan  motif  fauna  yang   lebih
 menonjol daripada flora.  Misalnya  merak,  kupu-kupu,  jago,  cendrawasih,  burung  phoenix,  dan 
sebagainya. Adapun motif  Semarang yang menonjolkan ikon  kota Semarang  seperti  Tugu  Muda, 
Lawang Sewu, Burung Kuntul, Wisma Perdamaian, dan Gereja Blenduk.

Beberapa motif dari batik Semarang:



Sumber: http://www.batiksemarang16.net/

Batik Solo

Kota Solo memang merupakan salah satu tempat wisata  belanja kain batik terkenal di Indonesia. 
Di sini banyak sekali terdapat sentra kain batik,  yang  tersohor  antara  lain  kawasan   Kampung 
Batik Laweyan dan kawasan Kampung Wisata Batik Kauman. Batik Solo  terkenal dengan corak 
dan pola tradisionalnya batik dalam proses cap maupun dalam batik tulisnya. Bahan-bahan   yang 
dipergunakan untuk  pewarnaan  masih  tetap banyak memakai bahan-bahan dalam negeri seperti 
soga Jawa yang sudah terkenal sejak dari dahulu. Polanya yang terkenal   antara lain “Sidomukti” 
dan “Sidoluruh”.Batik Solo memiliki warna dominan cokelat soga kekuningan.

Beberapa motif dari batik Solo:

Motif Sidomukti – Agar selalu mukti, berkecukupan, motif ini biasanya digunakan saat upacara Panggih Pengantin





Batik Pekalongan


Motif Batik Pekalongan  sedikit  banyak   dipengaruhi   pembauran   masyarakat      Pekalongan, 
Jawa Tengah, dengan berbagai  bangsa  seperti  Cina, Belanda, Arab, India, Melayu,  dan  Jepang 
pada masa lalu. Beberapa jenis motif batik pengaruh berbagai negara itu kemudian dikenal sebagai identitasbatik Pekalongan. Motif itu adalah  batik  Jlamprang  diilhami India  dan Arab, batik Encim 
dan Klangenan dipengaruhi  peranakan  Cina,  batik Belanda,  batik Pagi Sore,  dan  batik Hokokai 
yang tumbuh  pesat sejak  pendudukan  Jepang. Warna cerah dan motif  beragam  membuat  batik 
Pekalongan maju pesat.  Berbeda  dengan  batik  Solo dan Yogyakarta, batik Pekalongan terlihat 
lebih dinamis lantaran permainan motif yang lebih bebas. Media kainnya pun bermacam-macam. 
Tidak hanya katun dan kaos, sutera juga menjadi andalan batik  Pekalongan  saat  bersaing di luar
 negeri. Motif Jlamprang, Sekarjagat, atau motif khas lainnya, menjadi berkelas   ketika dituangkan 
dalam bahan baku sutera.

Beberapa motif batik Pekalongan:







Batik Pekalongan motif Jlamprang





Batik Rembang

Batik  yang  sangat  terkenal   di  Rembang   adalah  batik  Lasem.  Batik Lasem  ini  pasarannya  
pun sudah menembus pasar mancanegara. Berikut ini adalah motif-motif dari batik Lasem:


Batik Tegal

Batik Tegalan didominasi warna coklat dan biru. Ciri khas lain batik Tegalan adalah berwarna-warni.
 Batik tulis Tegal atau Tegalan itu dapat dikenali dari  corak  gambar  atau  motif  rengrengan besar
 atau melebar. Motif  ini tak  dimiliki  daerah  lain  sehingga  tampak  eksklusif.   Motifnya   banyak mangadaptasi dari aneka flora dan fauna disekitar kehidupan masyarakat di kota Tegal. Motif Grudo
 (Garuda) dengan warna terang yang mempertontonkan  bentuk-bentuk  sayap  burung  garuda dan
 motif Gribigan dengan bentuk khas anyaman bambu dalam warna agak gelap.  Budaya berpakaian
batik di  Tegal  dibawa  Raja Amangkurat  I  (Sunan Amangkurat Mas)  dari  Keraton     Kasunanan 
Surakarta.   Amangkurat yang  saat  itu  menyusuri  pantai  utara  membawa  pengikutnya  yang di 
antaranya perajin batik.
Berikut ini beberapa motif dari batik Tegal atau Tegalan:




Batik Yogyakarta

Di Yogyakarta khususnya, warna batik tradisional adalah biru-hitam, serta soga cokelat dan putih 
dari pewarna alam. Biru-hitam diambil dari daun tanaman indigofera yang disebut juga  nila    atau 
tom yang difermentasi. Sementara warna   soga atau cokelat diambil  dari campuran  kulit  pohon
 tinggi warna merah, kulit pohon jambal warna merah cokelat, dan kayu tegeran warna kuning. 
Karakter  motif  batik Yogya   adalah tegas, formal, sedikit kaku, dan  patuh pada pakem. Konon, 
karakter ini berhubungan dengan keraton Yogya yang anti-kolonial.
Beberapa motif dari batik Yogyakarta:

Batik Jogja motif Ambarsari




Batik Jawa Timur


Perkembangan  batik  di  Jawa  Timur sebenarnya  agak  lambat dibandingkan dengan batik Jawa
Tengah. Salah satu penyebabnya mungkin karena batik di Jawa Tengah dan Yogyakarta  memiliki 
patron dari  kalangan  keraton  sehingga  selalu ada inovasi. Padahal,  batik  di  Jawa  Timur  juga
 memiliki motif yang tidak kalah uniknya dibandingkan dengan daerah lain.
Batik Jawa Timur mempunyai motif yang lebih bebas, tanpa terikat pakem-pakem  motif  yang ada 
sebelumnya. Ragam hias batik Jawa Timur bersifat naturalis dan dipengaruhi berbagai kebudayaan 
asing. Warna-warna yang dipakai batik Jawa Timur tampak lebih cerah. Batik Jawa Timur
sebenarnya   tersebar   merata  di   seluruh   wilayah  Jatim. Hanya saja ada lima wilayah di mana
 perajin batik lebih banyak  ditemukan,  yakni  di  Madura,  Tuban,  Sidoarjo,  Tulungagung,     dan 
Banyuwangi.
Berikut ini adalah beberapa motif batik dari daerah Jawa Timur:

Batik Madura


Ternyata, Pulau Madura tak hanya tersohor  dengan karapan   sapi  dan  garamnya.  Wilayah yang
 termasuk Provinsi Jawa Timur ini juga terkenal sebagai penghasil batik. Bahkan,   produk batiknya 
memiliki ragam warna dan motif yang tidak kalah dengan produksi daerah lain. Maklum,         batik 
Madura menggunakan pewarna  alami  sehingga  warnanya  cukup  mencolok.  Selain  warna yang 
mencolok, seperti kuning, merah atau hijau, batik Madura juga memiliki perbendaharaan motif yang
beragam.   Misalnya,   pucuk tombak,   belah ketupat,   dan  rajut.   Bahkan,   ada sejumlah  motif
mengangkat aneka flora dan fauna yang ada dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Madura.

Batik Pacitan

Batik tulis khas pacitan tergolong jenis klasik seperti  Motif Sidomulyo,  Sekar Jagat, 
Semen Romodan Kembang-Kembang.

Batik Sidoarjo

Sidoarjo juga punya Kampoeng batik dengan nama Batik Jetis, Kampoeng  ini  memproduksi batik
tulis 
dengan motif yang khas dari Sidoarjo.    Motif  kain  batik  asal  Jetis   didominasi  flora  dan fauna
khas  Sidoarjo  yang  memiliki  warna-warna  cerah,   merah,  hijau,  kuning,  dan  hitam.  Motifnya  
juga motif kuno, tidak banyak  perubahan  dari  motif  yang   dulu dipakai oleh para pendahulu. Ada
abangan   dan  ijo-ijoan  (gaya Madura),   motif  beras  kutah,   motif   krubutan    (campur-campur) 
 lalu  ada  motif  burung    merak,dan motif-motif lainnya.



Batik Tuban

BATIK Tuban merupakan batik yang paling khas di Jawa Timur,  Kenapa?  karena   proses pembatikannya dimulai dari bahan kain yang  digunakan  untuk  membatik  dipintal langsung dari 
kapas. Jadi gulungan kapas dipintal menjadi benang, lalu ditenun, dan setelah jadi selembar kain
 lalu dibatik. Batik ini kemudian disebut Batik Gedog.
Dalam buku Batik Fabled Cloth of Java karangan Inger McCabe Elliot tertulis,    sebenarnya batik
 Tuban mirip dengan  batik  Cirebon  pada  pertengahan  abad  ke-19.  Kemiripan  ini  terjadi pada
 penggunaan benang pintal dan penggunaan warna merah dan biru pada proses pencelupan. 
Namun, ketika Kota Cirebon mengalami perubahan dramatis dan diikuti dengan perubahan   pada
 batiknya, batik Tuban tetap seperti semula.



Batik Banyuwangi

Tak banyak orang yang tahu, bahwa sejatinya  Banyuwangi  merupakan  salah satu   daerah asal 
batik di Nusantara. Banyak  motif  asli  batik  khas Bumi Blambangan. Namun  hingga  sekarang,
 baru 21 jenis  motif  batik  asli   Banyuwangi   yang   diakui   secara   nasional.  Jenis-jenis batik 
Banyuwangi  itu salah  satunya   antara lain: Gajah Oling;   Kangkung  Setingkes;   Alas Kobong;
  Paras Gempal; Kopi Pecah, dan lain-lain.
Semua nama motif dari batik asli  Bumi  blambangan ini ternyata banyak dipengaruhi oleh kondisi 
alam. Misalnya, Batik Gajah Oling yang cukup dikenal itu,  motifnya  berupa  hewan  seperti belut 
yang ukurannya cukup besar.  Motif  Sembruk  Cacing  juga  motifnya  seperti  cacing  dan  motif 
Gedegan juga kayak gedeg (anyaman bambu). Motif-motif batik yang ada ini merupakan cerminan 
kekayaan alam yang ada di Banyuwangi. Motif batik seperti di Banyuwangi ini tidak akan ditemui 
di daerah lain dan merupakan khas Banyuwangi.

Batik Mojokerto

Batik Mojokerto merupakan sebuah budaya kerajinan batik yang sejarahnya berkembang  dengan 
masa kejayaan Kerajaan Majapahit. Keunikan batik Mojokerto adalah pada nama-nama  coraknya 
yang sangat  asing  dan  aneh  di  telinga  sebagian  orang.   Misalnya  gedeg  rubuh,  matahari  ,
 mrico bolong, pring sedapur, grinsing, atau  surya majapait.  Batik Mojokerto kini memiliki 6 motif 
yang telah dipatenkan,   yakni pring sedapur,  mrico bolong,  sisik gringsing, koro renteng,  rawan 
indek dan matahari.
Desain batik itu Mojokerto mengambil corak alam sekitar kehidupan manusia.  
Misalnya motif pring sedapur merupakan      gambar  rumpun bambu dengan daun-daun menjuntai 
Ada burung merak bertengger. Warna dasarnya putih dengan batang bambu warna biru. 
Sedangkan daunnya warna biru dan hitam.  Demikian  pula  motif  gedeg  rubuh,     coraknya mirip 
seperti  anyaman  bambu  yang  miring.   Kalau mrico  bolong,  motifnya   berupa   bulatan merica 
berlubang.

Batik Ponorogo

Batik Ponorogo terkenal dengan motif meraknya yang diilhami  dari kesenian reog   yang  menjadi
 ikon di daerah ini. Hingga kini paling tidak sudah 25 corak batik Ponorogo diciptakan.  Motif  batik 
lainnya antara lain merak tarung, merak romantis, sekar jagad, dan batik reog.

Batik Tulungagung

Pesona  batik  Tulungagung  terletak  pada  tingkat   keberanian  memadukan warna untuk
menghasilkan batik dengan warna yang berbeda. Dari yang kebanyakan berwarna coklat maupun
hitam, kini lebih berani dengan memainkan warna yang lebih cerah.  Beberapa  motif  yang paling 
banyak dibuat di  Tulungagung  antara lain  “buket ceprik gringsing” , ”buket  ceprik  pacit  ungker”,
serta “lereng buket”. Ketiga motif  tersebut  merupakan  satu  di antara 86 motif yang dimiliki para
 perajin di Tulungagung.
Batik Tulungagung, Jawa  Timur  yang  juga dikenal  dengan  Barong  Gung,  kini  mulai       dilirik
 pengusaha timur tengah. Adalah pengusaha asal Arab Saudi  Talal  Omar Al  Yafee  yang  berniat
 memasarkan Barong Gung ke tanah kelahirannya.

Batik Kalimantan

Selama ini yang terkenal hanyalah motif Batik dari pulau Jawa. padahal Kalimantan juga memiliki 
motif yang tak kalah menarik dan khas. Bila kain Batik Kalimatan Selatan terkenal dengan  nama 
kain Sasirangan, kain batik Kalimantan Tengah terkenal dengan nama Batik Benang  Bintik-nya. 
Motifnya pun variatif  dengan  warna-warna  yang memanjakan selera.  Motif  yang  umum  adalah
Batang Garing (simbol batang kehidupan bagi masyarakat Dayak), Mandau (senjata khas    suku
Dayak), Burung Enggang/Tingang (Elang Kalimantan), dan Balanga. Warnanya lebih berani seperti 
shocking pink, hijau stabilo, merah terang, oranye, dan masih banyak lagi.

Batik Benang Bintik (Sumber: Batik Bagoes)

Batik Sasirangan (Sumber: http://sasirangan.multiply.com/)

Batik Sulawesi

Sulawesi juga memiliki motif batik yang beraneka ragama. Sebagai contoh, batik Sulawesi Selatan
memiliki  motif-motif  seperti  Toraja,  Bugis  dan  Makassar.   Batik   Sulawesi  Selatan  umumnya menggunakan teknik pembuatan yang sama dengan batik  Jawa,  namun  tetap memiliki kekhasan 
sendiri. Sedangkan di Sulawesi Tengah rata rata mendatangkan bahan baku tekstil batik dari Jawa, 
namun   pembuatan  motifnya   dilakukan  oleh  masyarakat  pengrajin  batik  di Sulawesi   Tengah 
tepatnya di kota Palu dan motifnya  sesuai dengan ciri khas motif lokal Palu.  Motif yang digunakan 
batik-batik di  Sulawesi  Tengah   kebanyakan   menggambarkan   motif burung maleo, motif bunga
merayap, motif resplang, motif ventilasi dan motif ukiran rumah adat Kaili ataupun motif bunga  dan 
buah cengkeh.

Beberapa motif batik Sulawesi Tengah Batik Sasirangan


Batik Papua

Jangan salah, Papua juga memiliki  batik dengan motif-motifnya yang khas dan  banyak   diminati 
lokal maupun mancanegara. Dibandingkan dengan corak batik  dari  daerah lainnya di Jawa,  batik 
Papua memiliki perbedaan  corak  yang  cukup  mencolok. Batik  dari  daerah ini cenderung  lebih 
gelap namun banyak memiliki motif yang terdiri dari gambaran patung.
Batik di Papua selama ini yang paling  terkenal  adalah batik motif Asmat. Warnanya lebih cokelat 
dengan kolaborasi warna tanah dan terakota. Soal pemilihan motif batik Papua banyak 
menggunakan  simbol-simbol  keramat  dan  ukiran  khas Papua.  Cecak atau buaya adalah salah satunya,selain tentu lingkaran-lingkaran besar.Bahannya macam-macam disesuaikan dengan 
permintaan pasar.



Batik Bali dan Nusa Tenggara


Batik Bali


Di Bali, industri kerajinan batik dimulai sekitar dekade 1970-an. Industri tersebut dipelopori   antara 
lain oleh Pande Ketut Krisna dari Banjar  Tegeha,   Desa Batubulan,  Sukawati – Gianyar,  dengan
teknik tenun-cap menggunakan alat tenun manual yang dikenal dengan sebutan Alat Tenun Bukan 
Mesin (ATBM). Kerapnya orang  Bali  mengenakan  batik  untuk berupacara –sebagai  bahan  kain maupunudeng (ikat kepala), mendorong industri batik di pulau ini terus berkembang dang maju. 
Kini di Bali telah tumbuh puluhan industri Batik yang menampilkan corak-corak khas Bali, juga 
corak-corak perpaduan Bali dengan luar Bali seperti Bali-Papua, Bali-Pekalongan, dan lain-lain. 

Batik Nusa Tenggara

Daerah Nusa Tenggara juga memiliki batik dengan motif khasnya sendiri. Contohnya adalah  batik 
Sasambo (Sasak Samawa Mbojo) yang dijadikan sebagai pakaian batik resmi lokal NTB.  Di NTT, 
juga terdapat batik. Bahkan setiap pulaunya bisa menghasilkan batik  dengan   keunikan masing -
masing. Pulau Sumba misalnya batik tenunnya khas dengan motif hewan. Pulau Rote khas 
dengan motif daunnya.



Sumber:
1. http://www.indonesiaberprestasi.web.id/?p=2433
2. http://www.indonesiaberprestasi.web.id/?p=2460

Batik itu warisan budaya Nusantara. Seandainya kita tidak terpisah oleh penjajah, Malaysia   itu
 juga termasuk nusantara. Kita itu dengan mereka dulunya satu. bedanya Malaysia dijajah 
Inggris, Indonesia dijajah Belanda.   Tapi  kita  dengan  mereka  berbagi  warisan  budaya  yang 
berakar dari leluhur yang sama. Seperti motif Batik Sumatera berbeda dengan motif batik   Jawa 
dan motif Batik Papua, seperti itu juga bedanya motif batik Malaysia dengan motif batik Indonesia.


Cerita dan Warta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar