Kamis, 13 September 2012



Batik



Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu
pada dua hal.   Yang  pertama  adalah  teknik  pewarnaan  kain  dengan menggunakan
malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain.      Dalam literatur internasional
, teknik  ini  dikenal  sebagai wax-resist dyeing.  Pengertian  kedua  adalah  kain    atau
busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan   motif-motif tertentu
yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknikteknologi,  serta
pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai
(Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak2 Oktober2009.[1]

Etimologi

Kata "batik" berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: "amba", yang bermakna
"menulis" dan "titik" yang bermakna "titik".[rujukan?]

[sunting]Sejarah teknik batik





Seni pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan  menggunakan
malam adalah salah satu bentuk seni kuno.              
Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa    teknik ini telah dikenal
semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus
mumiyang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga
diterapkan di    Tiongkok  semasa  Dinasti  T'ang (618-907) serta di India 
dan Jepangsemasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh
Suku Yoruba di Nigeria, serta   Suku Soninke  dan Wolof    di Senegal.[2].  
Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir
abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai
awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar
tahun 1920-an.[3]
Walaupun kata "batik"  berasal   dari  bahasa Jawa,  kehadiran  batik  di   Jawa  sendiri
tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan
diperkenalkan dariIndia atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. [2]Di sisi lain,
J.L.A. Brandes  (arkeolog Belanda)    dan  F.A. Sutjipto  (arkeolog Indonesia)  percaya
bahwa  tradisi  batik  adalah  asli  dari  daerah  seperti   TorajaFloresHalmahera, dan
Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh  Hinduisme
tetapi diketahui memiliki tradisi kuna membuat batik.[4]
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad    ke-12
diKediriJawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa      dibentuk
dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan
di Jawa pada masa sekitar itu.[4] Detil ukiran kain yang menyerupai pola batik
dikenakan olehPrajnaparamita, arca dewi  kebijaksanaan  buddhis  dari  Jawa    Timur
abad ke-13. Detil pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang
rumit yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal
ini menunjukkan  bahwa membuat  pola  batik  yang     rumit yang hanya dapat dibuat
dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.


Berkas:Niya batik.jpg
Tekstil batik dari Niya (Cekungan Tarim), Tiongkok



Berkas:Prajnaparamita clothes detail.JPG

Detail ukiran kain yang dikenakanPrajnaparamita
arca yang berasal dari Jawa Timur abad ke-13. 
Ukiran pola lingkaran dipenuhi kembang dan sulur tanaman 
yang rumit ini mirip dengan pola batik tradisional Jawa.


Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin              menceritakan
Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud   untuk berlayar ke
India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan  pola 40   jenis bunga pada
setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia  membuat sendiri
kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan hanya
mampu membawa empat lembar sehingga   membuat   sang  Sultan kecewa.[5] Oleh
beberapa penafsir,who? serasah itu ditafsirkan sebagai batik.
Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku
History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah
menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873
seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang
diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan  pada
awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu
dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia
memukau publik dan seniman.[2]
Semenjak industrialisasi dan globalisasi,    yang memperkenalkan teknik otomatisasi,
batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak,  sementara   batik
tradisional yang diproduksi dengan teknik   tulisan tangan menggunakan canting   dan
malam disebut batik tulis. Hugh Clifford merekam industri  di  Pekan tahun 1895   bagi
menghasilkan batik, kain pelangi, dan kain telepok.[6]

[sunting]Budaya batik


Pahlawan wanita R.A. Kartini dan suaminya memakai rok batik. Batik motif parang yang dipakai Kartini adalah pola untuk para bangsawan
Batik adalah kerajinan   yang memiliki  nilai
seni tinggi  dan  telah  menjadi  bagian  dari
budaya  Indonesia  (khususnya Jawa)  sejak
lama.  Perempuan-perempuan    Jawa  pada
masa   lampau    menjadikan   keterampilan
mereka  dalam  membatik sebagai      mata
pencaharian,  sehingga  pada  masa      lalu
pekerjaan  membatik  adalah        pekerjaan
eksklusif perempuan sampai  ditemukannya
 "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya
 laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa 
pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik
pesisir yang memiliki garis maskulin seperti
yang bisa dilihat pada corak
 "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah 
pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan
tradisi yang turun temurun, sehingga kadang
kala  suatu  motif  dapat  dikenali     berasal
dari batik keluarga tertentu. Beberapa  motif
batik dapat menunjukkan status seseorang.
Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional 
hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
.


[sunting]Corak Batik

Ragam corak dan warna   Batik  dipengaruhi  oleh   berbagai  pengaruh asing.  Awalnya,
batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya   boleh
dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik   pesisir  menyerap berbagai pengaruh luar,
seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah
seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga memopulerkan corak phoenix.
Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan   hasilnya adalah corak
bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga    benda-benda
yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna
kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya,
dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak
memiliki perlambangan masing-masing.

[sunting]Cara pembuatan

Semula batik dibuat di atas bahan dengan      warna putih yang terbuat dari kapas yang
dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan  lain  seperti    sutera,
poliesterrayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin
dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus,  atau  kuas untuk
motif berukuran besar, sehingga cairan lilin  meresap  ke  dalam  serat kain. Kain yang
telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya
dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain
dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang
telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.

[sunting]Jenis batik



[sunting]Menurut teknik

  • Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik    menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
  • Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture  dan  corak  batik  yang dibentuk
  • dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga).   Proses   pembuatan   batik  jenis   ini 
  • membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
  • Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada kain putih.

[sunting]Menurut asal pembuatan

Batik Jawa
batik Jawa adalah sebuah warisan kesenian  budaya  orang  Indonesia,    khususnya
daerah Jawa yang dikuasai orang  Jawa  dari turun temurun. Batik Jawa  mempunyai
motif-motif yang berbeda-beda. Perbedaan motif ini biasa terjadi dikarnakan
motif-motif itu mempunyai makna, maksudnya bukan hanya sebuah gambar akan
tetapi mengandung makna  yang  mereka dapat  dari leluhur mereka, yaitu penganut
agama animisme, dinamisme atau Hindu dan Buddha.
Batik jawa banyak berkembang di daerah Solo atau yang biasa disebut dengan batik 
Solo.

.Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een batikker aan het werk met een wasstempel TMnr 20018444.jpg
    Pembuatan batik cap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar